Berdirinya Universitas Lambung Mangkurat yang biasa disingkat Unlam berawal dari yayasan Akademi Perniagaan Kalimantan dengan Akte Notaris Nomor 24 tanggal 21 September 1956. "Akademi Perniagaan Kalimantan" (APK) yang kemudian didirikan atas prakarsa Milono selaku Gubernur Kalimantan pada tahun 1957, APK sendiri didirikan dengan tujuan ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan dan menyebarkan luaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang berkemampuan akademik dan profesional, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa terutama di daerah Kalimantan.
Selanjutnya atas inisiatif dan prakarsa dari para tokoh masyarakat serta pejuang kemerdekaan Republik Indonesia di Kalimantan Selatan yang pada tanggal 3 Maret - 10 Maret 1957 mengadakan reuni Kesatuan Tentara Nasional Indonesia Divisi Lambung Mangkurat di desa Niih, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Reuni ini bertujuan untuk memperingati Proklamasi Gubernur Militer ALRI Divisi IV Kalimantan, sekaligus membicarakan pembangunan daerah Kalimantan. Salah satu hasil dari pertemuan tersebut adalah terbentuknya Dewan Lambung Mangkurat yang di antara beberapa rencana kerjanya mendirikan sebuah perguruan tinggi di Kalimantan dengan nama Universitas Lambung Mangkurat.
Sebagai realisasi dari rencana Dewan Lambung Mangkurat tersebut, pada pertengahan tahun 1958 dibentuklah Panitia Persiapan Pembentukan Universitas Lambung Mangkurat. Dan pada tanggal 21 September 1958, Panitia dapat meresmikan berdirinya Universitas Lambung Mangkurat (dulu disingkat ULM, sekarang disingkat Unlam) dengan Presiden Universitas (sekarang, rektor) adalah Letkol. H. Hasan Basry, Wakil Presiden adalah Abdul Wabab Syahranie, dan Sekretaris Drs. Aspul Anwar. Pada mula berdirinya Universitas Lambung Mangkurat masih berstatus swasta dibawah naungan Yayasan Pendidikan Lambung Mangkurat yang pada waktu itu diketuai oleh H. Maksid (Mantan Gubernur KDH Kalimantan Selatan). Awalnya Universitas Lambung Mangkurat hanya terdiri atas Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sosial dan Politik, Fakultas Islamologi, serta Kursus-kursus B I dan B II. Dengan terbentuknya Universitas Lambung Mangkurat, maka tugas Panitia yang dibentuk oleh Dewan Lambung Mangkurat sudah berakhir dan selanjutnya diserahterimakan kepada Yayasan Perguruan Tinggi Lambung Mangkurat yang didirikan dengan Akte Notaris Nomor 57 tanggal 12 Februari 1959. Serah terima ini diketahui oleh H. Maksid (Kepala Daswati I Kalimantan Selatan).
Setelah berjalan kurang lebih 2 tahun, Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Nomor : 41 tahun 1960 tertanggal 29 Oktober 1960, meresmikan Unlam sebagai Universitas Negeri pada tanggal 1 November 1960 yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (dulu, sekarang bernama Kementerian Pendidikan Dan Kebudayan. Pada saat peresmian itu Universitas Lambung Mangkurat memiliki 4 fakultas, yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sosial dan Politik (dulu, sekarang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan Fakultas Pertanian. Fakultas Pertanian itu sendiri baru berdiri pada tanggal 3 Oktober 1961 di Banjarbaru. Fakultas Pertanian sendiri berdiri berkat kerjasama antara Yayasan Perguruan Tinggi Lambung Mangkurat dan Pimpinan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia di Bogor (sekarang Institut Pertanian Bogor (IPB)). Sedangkan Fakultas Islamologi diserahkan kepada Fakultas Syariah IAIN Yogyakarta pada tanggal 15 Januari 1961, yang membuka cabang di Banjarmasin. Pada perkembangannya Fakultas Syariah IAIN Yogyakarta berubah menjadi IAIN Antasari. Kursus-kursus B I dan B II sendiri, melalui pertimbangan oleh Kepala Perwakilan Departemen Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Kalimantan Selatan pada waktu itu kepada Presiden Unlam (sekarang Rektor Unlam) pada tanggal 4 November 1961 ditingkatkan menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Meski Universitas Lambung Mangkurat sudah ditingkatkan statusnya menjadi Universitas negeri, pembiayaan untuk penyelenggaraan perkuliahan dan administrasinya tetap didanai oleh Yayasan Perguruan Tinggi Lambung Mangkurat. Dengan bantuan tersebut banyak didatangkan dosen-dosen dari Surabaya dan Yogyakarta. Selain itu, Yayasan juga membangun gedung baru pada tahun 1960 yang berlokasi di Banjarbaru. Rencananya bangunan tersebut ditempati oleh Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sosial dan Politik, dan Fakultas Pertanian. Namun hanya Fakultas Pertanian yang menempati gedung baru tersebut, sedangkan Fakultas yang lain menyelenggarakan perkuliahan di gedung lama di Banjarmasin.
Pada tahun 1964 dibentuk fakultas baru, yaitu Fakultas Kehutanan dan Fakultas Perikanan yang berlokasi di Banjarbaru. Sedangkan baru pada tahun 1965 dibentuklah Fakultas Teknik di lokasi yang sama.
Sampai pada tahun 1965, Unlam didanai oleh Yayasan. Dan sampai pada tahun ini pula tenaga pengajar yang diterbangkan. Setelah tahun 1965 Yayasan tidak lagi mendanai Unlam, dikarenakan mengalami masalah keuangan. Kemudian Unlam diambil alih oleh Pemerintah Daerah Tingkat I.
Dalam perkembangannya hingga sekarang ini, Universitas Lambung Mangkurat memiliki 10 fakultas dan 1 Program Pascasarjana, yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas Kehutanan, Fakultas Perikanan, Fakultas Kedokteran, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Program Pascasarjana.
Secara implisit oleh para pendirinya, Unlam dicita-citakan menjadi faktor penggerak pembangunan (agent of development) di kawasan Kalimantan, baik dari konsepsi/wawasan pembangunan maupun penyedia sumber daya manusia. Dengan Cita-cita tersebut maka Universitas Lambung Mangkurat tidak terpisahkan dari hasrat masyarakat Kalimantan untuk pembangunan Pulau Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia, agar segala potensi yang di miliki pulau ini dapat menjadi sumber kemakmuran bangsa. Berdasar hal tersebutlah maka Unlam dapat dikatakan sebagai "Universitas Perjuangan".
0 komentar :
Posting Komentar